Jumat, 26 Juni 2020

Desain Produk Dan Jasa (Siklus Hidup Produk& Pohon Keputusan) | Manajemen Operasi


Desain Produk Dan Jasa (Siklus Hidup Produk& Pohon Keputusan) | Manajemen Operasi

URAIAN MATERI
1. Definisi Siklus Hidup Produk
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebuty maka sudah selayaknya perusahaan memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis, diantaranya pembedaan (diferensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya) , respon cepat (rapid respon) atau konmbinasi diantaranya ketiga strategi tersebut.Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa bpad umumnya mengalami tahapan kehidupan produk (PLC = Product Life Cycle) melalui empat tahapan seperti yang terlihat dalam gambar berikut:
Pada umumnya perusahaan memformulasikan ulang strategi pemasaran mereka beberapa kali dalam masa hidup suatu produk. Kondisi ekonomi berubah, pesaing melancarkan serangan baru, dan produk melalui tahap – tahap baru dari minat dan kebutuhan pembeli. Akibatnya suatu perusahaan harus merencanakan strategi yang sesuai dari tiap tahap dalam siklus hidup produk. Perusahaan berharap memperpanjang umur dan profitabilitas produk, walau mengetahui bahwa produk itu tidak akan bertahan selamanya hal tersebut dikutip menurut Kotler ( 1997 : 306 ), yang menyatakan bahwa siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Menurut Kotler ( 2000 : 304 ) daur hidup produk terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Tahap Perkenalan ( Introduction )
Tahap ini baru dimulai saat produk baru diluncurkan, karena diperlukan waktu untuk meluncurkan produk kebeberapa pasar dan memenuhi saluran penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat. Laba negatif atau rendah dan biayadistribusi dan promosi yang berat. Banyak dana di perlukan untukmenarik distributor. Penyalur promosi berada pada rasio yang tinggi terhadap penjualankarena diperlukan usaha promosi yang gencar untuk :
a. Menginformasikan pembeli potensial tentang produk baru dan belum dikenal
b. Membujuk orang agar membeli produk tersebut
c. Mengamankan distribusi di toko – took eceran Perusahaan memusatkan penjualan pada pembeli yang paling siap untuk membeli, biasanya kelompok berpendapatan tinggi. Selain itu harga cenderung
tinggi karena :
a. Biaya tinggi karena tingkat keluaran( output )relati frendah.
b. Masalah teknologi dalam produksi mungkin belum dikuasi sepenuhnya
c. Diperlukan margin yang tinggi untuk menoppang pengeluaran promosi besar – besaran yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan.

2. Tahap Pertumbuhan ( Growth )
Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat dalam penjualan. Penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen tambahanmulai membeli produk tersebut. Para pesaing baru memasuki pasar, tertarik dengan kesempatan produksi dan laba berskala besar. Mereka memperkenalkan keistimewaan produk baru dan memperluas jaringan distribusi. Harga tetap bertahan atau turun sedikit, bergantung pada beberapa cepat permintaan meningkat. Berbagai perusahaan mempertahankan pengeluaran promosi mereka pada tingkat yang sama atau sedikit lebih untuk mengimbangi persaingan dan untuk terus mendidik pasar. Penjualan meningkat lebih cepat dari pada pengeluaran promosi, menyebabkan penurunan rasio promosi penjualan. Laba meningkat selama tahap pertumbuhan, karena :
a. Biaya promosi dibagi pada volume besar.
b. Biaya produksi per unit turun lebih cepat dari pada penurunan harga karenapengaruh kemahiran produsen. Tingkat pertumbuhan akhirnya berubah dari tingkat percepatan ketingkat pelambatan. Perusahaan harus memperhatikan saat dimulainya tingkat perlambatan untuk menyiapkan strategi baru.

3. TahapKedewasaan( Maturity )
Pada suatutitik, pertumbuhan penjualan produk akan melambat dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya lebih lama dari pada tahap – tahap sebelumnya, dan merupakan tantangan berat bagi manajemen pemasaran. Sebagian besar produk berada dalam tahap kedewasaan dari siklus hidup karenanya kebanyakan manajemen pemasaran berhubungan dengan produk yang dewasa. Tahap ini dapat di bagi menjadi tiga fase, yaitu :
a. Kedewasaan Tumbuh ( Growth Maturity )
Tingkat penjualan perusahaan semakin menurun, tidak ada saluran distribusi baru dapat diisi, walaupun beberapa pembeli yang terlambat masih memasuki pasar.
b. Kedewasaan Stabil( Stable Maturity )
Penjualan menjadi datar dalam basis per kapita karena kejenuhan pasar. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk itu, dan penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
c. KedewasaanMenurun( Decaying Maturity )
Tingkat penjualan absolute mulai menurun, dan pelanggan mulai beralih ke produk lain dan substitusi. 
4. TahapPenurunan( Decline )
Penjualan sebagian besar bentuk dan merek produk pada akhirnya menurun. Penurunan penjualan bias lambat dan jatuh sampai titik nol, atau bertahan pada titik terendah.

Penjualan menurun karena faktor – factor seperti :
a. PerkembanganTeknologi.
b. Pergeseran dan konsumen.
c. Meningkatkan pesaing dalam dan luar negeri
Hal ini semua mengakibatkan kelebihan kapasitas, meningkatkan perang harga, dan erosi laba. Saat penjualan menurun, beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar. Perusahaan yang bertahan mungkin mengurangi jumlah penawaran produk. Mereka mungkin mengundurkan dari segmen pasar yang lebih kecil dari jalur perdagangan yang lebih lemah, dari mereka mungkin memotong anggaran promosi dan menurunkan harga lagi.
Suatu produk memiliki siklus hidup adalah untuk menegaskan empat hal, yaitu :
a. Produkmemilikiumur yang terbatas
b. Penjualanprodukmelewatitahap – tahap yang berbeda, dengantantangan yang berbedabagipenjual
c. Laba naik dan turun pada tahap yang berbeda dalam siklus hidup produk
d. Produkmembutuhkanstrategipemasaran, keuangan, produksi, pembelian yang berbedadalamsetiapsiklushidupmereka

Pohon Keputusan
Dalam penelitian operasional, teori pohon keputusan merupakanbagian dari pembahasan teori keputusan dan permainan. Pohon keputusan disajikanuntuk mengevaluasi hal yang dapat disebut sebagai alternatif tahap tunggal.Dalam arti bahwa, keputusan di masa mendatang tidak tergantung pada keputusanyang diambil sekarang. Proses keputusan (decision process) adalah proses yang memerlukan satu atau sederetan keputusan untuk menyelesaikannya. Tiap keputusan yang diambil mempunyai suatu keuntunganatau kerugian yang berkaitan dengannya yang ditentukan pula oleh berbagai keadaanluar (external) yang mengelilingi proses itu (suatu segi membedakannya dari prosesyang lain). (Nunung. 2003, P59).Jika terdapat dua atau lebih keputusan yang berurutan, dan keputusanyang terakhir didasarkan pada hasil keputusan yang sebelumnya, maka pendekatandengan menggunakan pohon keputusan sangat tepat untuk digunakan.

1. Pengertian Pohon Keputusan
Berdasarkan Siswanto (2006, P55), Pohon Keputusan atauDecision Tree adalah model visual untuk menyederhanakan proses pembuatankeputusan secara rasional. Visualisasi ini memungkinkan kita untuk memahamiproses pembuatan keputusan yang terstruktur, bertahap, dan rasional.Pembuatan keputusan berarti memilih alternatif-alternatif keputusan yang tersedia.Karena unsur ketidakpastian maka berbagai kemungkinan keadaan akan dihadapioleh masing-masing alternatif keputusan itu. Oleh karena itu, diagram keputusanmempunyai noda keputusan dan noda cabang.
Berdasarkan Heizer dan Render (2005, P326), Pohon Keputusan (decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses keputusan yangmengindikasikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alamiah dan peluangnya, danjuga imbalannya bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alamiah.Berdasarkan Antonie (2008, P21), Decision Tree adalah sebuah struktur pohon,dimana setiap noda pohon merepresentasikan atribut yang telah diuji, setiapcabang merupakan suatu pembagian hasil uji, dan noda daun (leaf) merepresentasikan kelompok kelas tertentu. Level noda teratas dari sebuah DecisionTree adalah noda akar (root) yang biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada suatu kelas tertentu. Pada umumnya Decision Treemelakukan strategi pencarian secara top-down untuk solusinya. Pada proses mengklarifikasi data yang tidak diketahui, nilai atributakan diuji dengan cara melacak jalur dari node akar (root) sampai node akhir (daun)dan 
kemudian akan diprediksi kelas yang dimiliki oleh suatu data baru tertentu.Jadi, dapat disimpulkan bahwa pohon keputusan (decisiontree) adalah salah satualat yang digunakan dalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada,yang mana dilakukan secara terstruktur, bertahap, dan rasional.

2. Analisis Pohon Keputusan
Analisis Pohon Keputusan (Decision Tree)Terlepas dari kerumitan sebuah keputusan atau kecanggihan teknikyang digunakan untuk menganalisis keputusan tersebut, semua pengambil keputusandihadapkan dengan berbagai alternatif dan “kondisi alami”. Pada saat membuatsebuah pohon keputusan, harus dipastikan bahwa semua alternatif dan kondisi alamiberada di tempat yang benar dan logis serta semua alternatif yang mungkin sertakondisi alami telah disertakan. Notasi yang digunakan adalah :

1. Istilah :
a) Alternatif – sebuah tindakan atau strategi yang dapat dipilih oleh seorangpengambil keputusan.
b) Kondisi alami – sebuah kejadian atau situasi dimana pengambil keputusanhanya memiliki sedikit kendali atau tidak sama sekali.
2. Simbol yang digunakan dalam sebuah pohon keputusan:
a) – sebuah titik keputusan dimana terdapat satu alternatif atau lebih yang dapat dipilih.
b) – sebuah titik kondisi alami dimana kondisi alami mungkin akan terjadi.
Diagram pohon sering kali membantu dalam memahami danmenyelesaikan persoalan probabilitas. Diagram pohon biasanyadigambarkan dengan lambang yang baku. Dimulai dengan suatu nokhtakemudian dibuat cabang-cabang sebanyak peristiwa yang mungkin dapatdihasilkan dari percobaan. Pada masing-masing cabang dituliskan probabilitas terjadinya peristiwa yang bersangkutan. Jika percobaan dilakukan lagi, maka langkah- langkah itudiulang. Setiap cabang berakhir pada nokhta yang kemudian diisi denganprobabilitas peristiwa bersama. Pada nokhta yang paling awal dituliskan angka 1yang artinya jumlah probabilitas dari seluruh peristiwa yang mungkin.(Mulyono, 2004, P223). Menganalisis masalah dengan menggunakan pohon keputusan mencakuplima langkah :
1. Mendefinisikan masalah.
2. Menggambarkan pohon keputusan.
3. Menentukan peluang bagi kondisi alamiah.
4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dankondisi alamiah yang mungkin.
5. Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik kondisialamiah. Hal ini dilakukan dengan mengerjakannya dari belakang kedepan (backward) – yaitu memulai dari sisi kanan pohon, terus menuju ketitik keputusan di sebelah kirinya.
EMV merupakan kriteria yang paling sering digunakan untuk menganalisis pohon keputusan. Satu dari langkah awal analisis ini adalah untukmenggambar pohon keputusan dan menetapkan konsekuensi finansial dari semuahasil masalah tertentu. Nilai harapan moneter (Expected Monetary Value – EMV)adalah nilai harapan moneter yang diharapkan dari sebuah variabel yang memiliki beberapa kemungkinan kondisi alamiah yang berbeda, masing-masing denganpeluang tersendiri. Saat peluang diketahui, nilai maximax dan maximinmenyatakan skenario perencanaan kasus terbaik – kasus terburuk. Nilai ini mewakilinilai yang diharapkan atau rata-rata tingkat pengembalian modal jika keputusan inidapat diulangi berkali-kali. (Heizer dan Render, 2005, p324) EMV sebuah alternatif merupakan jumlah semua keuntunganalternatif, yang masing- masing diberikan bobot kemungkinan terjadinya.EMV (Alternatif i) = (Hasil kondisi alamiah 1) x (Kemungkinan terjadi kondisialamiah 1) + (Hasil kondisi alamiah 2) x (Kemungkinan terjadi kondisi alamiah2) + . . . + (Hasil kondisi alamiah terakhir) x (Kemungkinan terjadikondisialamiah terakhir) Atau dengan rumus : (Siswanto, 2007, p56)
Contoh 1
Anda memiliki sebuah dana untuk diinvestasikan pada dua alternatif proyek, yaitu proyek A dan proyek B. Peluang proyek akan memberikan keuntungan 20% dengan nilai keuntungan 50 juta. Pelunag proyek B akan memberikan keuntungan 45% dengan nilai keuntungan 10 juta. Buatlah pohon keputusan untuk membantu anda dalam mengambil keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
Adam Jr, E.E., dan Ebert R.J., 1995, Production and Operation Management :Concepts, Models and Behaviour, Prentice Hall, International
Heizer, Jay., Render, Barry. 2011. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.



JANGAN LUPA UNUTK SUBSCRIBE CHANNEL YOUTUBE 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar