Uraian materi
1. Program evaluation and review
technique (pert)
Pert adalah suatu alat manajemen
proyek yang digunakan untuk melakukanpenjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi
bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek (setianingrum, 2011).
Pert juga merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimalmungkin)
mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik)maupun
rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskanberbagai
bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat
selesainyaproyek-proyek (nurhayati, 2010). Pert memiliki asumsi bahwa proyek
yang akan dilaksanakan adalah baru,tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan
atas asumsi itu, maka orientasi dari metode
Pert adalah mengoptimalkan waktu
penyelesaian proyek dan belum menekankansoal minimisasi biaya. Oleh karena
belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktupenyelesaian pekerjaan tertentu yang
ada dalam proyek bersifat probabilistik.
Pert dapat bekerja dengan
ketidakpastian melalui penggunaan waktuprobabilitas (ma’arif, syamsul mohammad
dan tanjung, hendri, 2003). Bila waktukegiatan individual acak, maka waktu
proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatantidak pasti, lintasan kritis pun
bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja denganketidakpastian, maka lintasan
kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti. Inilah gambaran dari metode
pert, yaitu risiko ketidakpastian.
Memperkirakan waktu yang
diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti menit, jam, hari, minggu atau
bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktuuntuk penyelesaian suatu
kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan pert adalahkemampuannya untuk menghadapi
ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.
Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu (soeharto,2002):
A. Waktu optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat bagipenyelesaian aktivitas
B. B.waktu perkiraan paling mungkin, waktu penyelesaian yang memiliki probabilitas tertinggi (berbeda dengan : waktu yang diharapkan), dan
C. Waktu pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan suatukegiatan.
Pert “menimbang” ketiga
perkiraan waktu ini untuk mendapatkan waktukegiatan yang diharapkan (expected
time) dengan rumusan :
Berikut ilustrasi pembuatan
network suatu proyek dalam pert dapat diberikancontoh pada gambar 1 sebagai
berikut.
Diagram network pada gambar 2
ini menunjukkan rangkaian kejadian untuk aktivitas a, b, dan c, di mana
penyelesaian aktivitas a merupakan saat dimulainya aktivitas b dan c. Dalam
diagram network ini setiap aktivitas harus dimulai pada suatu kejadian di mana
aktivitas sebelumnya berakhir. Sebagai contoh, pada gambar diatas, aktivitas a
dimulai pada kejadian 1. Akan tetapi, karena kejadian 1 merupakan awal dari
seluruh aktivitas dalam network, maka tidak ada aktivitas yang Mendahuluinya.
2. Program evaluation and review
technique (pert)
Critical path method (cpm)
merupakan diagram kerja yang memandang waktu pelaksanaan kegiatan yang ada
dalam jaringan bersifat unik (tunggal) dan deterministic (pasti), dan dapat
diprediksi (haming, murdifin dan nurnajamuddin, mahfud, 2007). Cpm dapat
dipandang sebagai metode yang menyempurnakan metode pert, karena pada cpm telah
dilakukan penyederhanaan (haming, murdifin dan nurnajamuddin, mahfud, 2007).
Teknik cpm menggambarkan suatu
proyek dalam bentuk network dengankomponen aktivitas aktivitas yang ada di
dalamnya. Agar teknik ini dapat diterapkan, suatu proyek harus mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
A. Pekerjaan-pekerjaan dalam
proyek harus menandai saat berakhirnya proyek
B. Pekerjaan-pekerjaan dapat
dimulai, diakhiri, dan dilaksanakan secara terpisah dalam suatu rangkaian
tertentu.
C. Pekerjaan-pekerjaan dapat
diatur menurut suatu rangkaian tertentu selain ciri-ciri yang harus dimiliki
oleh proyek tersebut, untuk membuat suatu network dengan benar diperlukan
sejumlah aturan. Berikut ini adalah aturan-aturantersebut :
A. Setiap aktivitas atau
pekerjaan ditunjukkan dengan suatu cabang tertentu
B. Antara suatu cabang dengan
cabang yang lainnya hanya menunjukkan hubungan antara aktivitas atau pekerjaan
yang berbeda
C. Bila sejumlah aktivitas
berkahir pada suatu kejadian maka kejadian ini tidak dapat dimulai sebelum
sejumlah aktivitas yang berkahir pada kejadian ini selesai
D. Aktivitas dummy digunakan
untuk menggabungkan dua buah kejadian, bila antara suatu kejadian dan kejadian
yang mendahuluinya tidak dihubungkan dengan suatu aktivitas tertentu. Aktivitas
dummy ini tidak mempunyai biaya dan waktu
E. Setiap kejadian diberikan
angka, sedangkan setiap aktivitas diberikan tanda huruf munurut kejadian awal
dan kejadian yang mengakhirinya. Persyaratan urutan pengerjaan harus
diperhatikan, karena berbagai aktivitas tidak dapat dimulai sebelum
aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat dilaksanakan secara bersamaan dan/ atau
tidak saling tergantung (handoko, 2000). Aktivitas mana saja yang harus
diselesaikan lebih dahulu sebelum aktivitas selanjutnya dapat mulai dikerjakan.
Cpm mengenal beberapa waktu mulai dan waktu berakhir, antara lain (handoko,
2000):
A. Earliest start time (es)
adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat dimulai, dengan
memperhatikan waktu aktivitas yang diharapkan dan persyaratan ururtan
pengerjaan.
B. Latest start time (ls) adalah
waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu aktivitas tanpa penundaan
keseluruhan proyek.
C. Earliest finish time (ef)
adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat diselesaikan, atau
sama dengan es + waktu aktivitas yang diharapkan.
D. Latest finish time (lf)
adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu aktivitas tanpa
penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan ls + waktu
kegiatan yang diharapkan.
Berikut ilustrasi pembuatan
network suatu proyek dalam cpm dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.
Untuk mendapatkan perkiraan
waktu penyelesaian yang tercepat atau minimum kita harus mencari critical path
(jalur kritis) dalam network. Critical path dapat diperoleh dengan menentukan
rangkaian aktivitas yang terpanjang sejak dari awal sampai ke penyelesaian
proyek. Untuk mendapatkan critical path, perlu diketahui waktu paling awal
dimulainya setiap aktivitas. Critical path memiliki sifat atau ciri-ciri
sebagai berikut (gitosudarmo, 2002):
A. Critical path merupakan jalur
yang memakan waktu terpanjang dalam sebuah proses
B. Critical path adalah jalur
yang tidak memiliki tenggang waktu antara waktu selesainya suatu tahap
aktivitas dengan waktu mulainya suatu tahap aktivitas yang lain dalam sebuah
proses. Pada jalur yang lain yaitu jalur yang tidak kritis maka akan selalu
terdapat tenggang waktu atau waktu istirahat pada setiap proses.tahap waktu
penyelesaian untuk setiap kejadian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut :
Jika suatu aktivitas mempunyai
waktu mulai paling akhir (ls) sama dengan waktu mulai paling awal (ef), maka
aktivitas ini adalah kritis. Karena ef=ls maka berarti pada jalur itu tidak
pernah ada kelonggaran waktu, sebab setiap saat suatu aktivitas selesai pada
saat itu pula aktivitas yang lain harus segera dimulai (gitosudarmo, 2002).
Rangkaian aktivitas kritis dalam network yang dimulai dari kejadian awal sampai
ke keajadian akhir disebut critical path (muslich, 2009).
3. Konsep pert/cpm
Untuk mempermudah anda dalam
penyelesaian kasus dalam manajemen proyek. Alangkah baiknya anda memhami
terlebih dahulu beberapa konsep yang akan anda gunakan dalam penyelesaian kasus
manajemen proyek, diantaranya :
A. Es (earliest start)
Artinya kapan pekerjaan tersebut
paling cepat dapat dimulai. Sebagai contoh ketika anda diminta atasan
mengerjakan tugas dan anda sedang tidak sibuk, maka ucapan yang akan katakana
kepada atasan anda adalah “baik pak, tugas tersebut paling cepat akan saya
mulai setelah makan siang”
B. Ef (earliest finish)
Artinya kapan pekerjaan tersebut
paling cepat dapat diselesaikan. Sebagai contoh ketika anda segera mengerjakan
tugas yang diberikan oleh atasan anda, maka jawaban yang akan anda berikan
terkait tugas tersebut adalah “karena saya sedang tidak sibuk, maka tugas dari
bapak paling cepat dapat saya selesaikan sebelum jam 5 sore”
C. Ls (latest start)
Artinya kapan pekerjaan tersebut
paling lambat dapat dimulai. Sebagai contoh, ketika bos anda memberikan tugas
dan pada saat itu anda sedang sibuk dengan tugas yang lain, maka komentar yang
akan anda berikan adalah “maaf pak, sekarang saya sedang mengerjakan tugas lain
yang harus diselesaikan segera. Tugas dari bapak paling telat dapat saya
kerjakan besok pagi”
D. Lf (latest finish)
Artinya kapan pekerjaan tersebut
paling lambat dapat diselesaikan. Sebagai contoh atasan anda memberikan tugas
dan anda saat itu sedang sibuk. Sehingga tugas tersebut anda kerjakan keesokan
harinya, maka komentar yang akan berikan adalah “maaf pak, tugas tersebut akan
saya kerjakan besok sehingga dapat saya selesaikan paling lambat besok sebelum
jam 5 sore”
E. Forward pass
Seorang guru memiliki 5 orang
murid, dimana tiap murid memilikikecerdasan yang berbeda-beda. Pada tanggal 4
juli, guru tersebut memberikan tugas dan tiap murid dapat menyelesaikan dengan
jangka waktu berbeda-beda seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.4 kemampuan pengerjaan
tugas 5 orang siswa
Jika guru tersebut ingin tugas
dari kelima siswa tersebut dapat ia terima, maka tanggal 11 juli, merupakan
tanggal penyelesaian dari tugas yang diberikan. Jika guru tersebut meminta
tanggal 8 juli tugas tersebut sudah harus selesai, maka akan ada beberapa siswa
belum dapat menyelesaikan tugas tersebut, diantaranya siswa a, c dan e.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pada saat menyelesaikan manajemen proyek
dengan metodeforward maka waktu yang diambil diantara beberapa pekerjaan adalah
waktu terlama.
F. Backward pass
Sama halnya seperti forward
pass, dimana seorang guru memiliki 5 orang murid dengan kemampuan pengerjaan
yang berbeda-beda. Maka ketika guru tersebut menginginkan tugas tersebut dapat
selesai pada tanggal 13 juli. Maka paling cepat guru tersebut harus memberikan
tugas kepada para siswa pada tanggal 6 juli. Jika guru tersebut memberikan
tugas pada tanggal 8 juli, maka siswa b dan siswa d tidak akan mampu
menyelesaikan tugas sesuai tanggal yang telah ditentukan oleh guru tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pada saat menyelesaikan manajemen proyek
dengan metode backward maka waktu yang diambil diantara beberapa pekerjaan
adalah waktu tercepat.
4. Forward pass
Forward pass digunakan untuk
mengidentifikasi waktu-waktu terdahulu. Sebelum suatu aktivitas dapat dimulai,
semua pendahulu langsungnya harus diselesaikan. Berikut kriteria forward pass :
A. Jika suatu aktivitas hanya
mempunyai satu pendahulu langsung, es-nya sama dengan ef dari pendahulunya.
B. Jika suatu aktivitas
mempunyai beberapa pendahulu langsung, es-nya adalah nilai maksimum dari semua
ef pendahulunya, dengan rumusan:
Es = max (ef semua pendahulu
langsung) waktu selesai terdahulu (ef) dari suatu aktivitas adalah jumlah dari
waktu mulai terdahulu (es) dan waktu kegiatannya, dengan rumusan :
Ef = es + waktu aktivitas
5. Slack time
Setelah perhitungan forward pass
dan backward pass dari seluruh kegiatan telah dihitung, maka untuk menemukan
waktu slack (waktu bebas) yang dimiliki setiap kegiatan menjadi mudah. Slack
adalah waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa
menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan (heizer, jay dan render, barry,
2006). Secara matematis :
Contoh 1
Ada sebuah perusahaan pembuatan
permen cap enak yang terdapat di pamulang, dimana proses pembuatan permen
tersebut harus melewati beberapa proses kerja. Mulai dari proses a hingga
proses o. Tiap proses memiliki waktu kerja yang berbeda-beda serta jumlah
tenaga kerja yang berbeda untuk tiap proses kerja. Hal itu dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Keterangan :
A (optimistic time) = waktu
perkiraan yang diyakini dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan apabila tidak ada
hambatan mendasar m (most probable time) = waktu yang paling memungkinkan untuk
Menyelesaikan sebuah pekerjaan
B (pessimistic time) = waktu
perkiraan yang tidak begitu yakin (pesimis) untuk diperlukan dalam penyelesaian
sebuah pekerjaan seandainya diduga akan ada rintangan dalam penyelesaian
pekerjaan tersebut.
Pertanyaan :
1. Tentukan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut ?
2. Berapa banyak tenaga kerja
optimal yang harus dibutuhkan ?
Untuk dapat menjawab pertanyaan
tersebut, maka beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan
terkait manajemen proyek tersebut antara lain :
A. Menghitung expected time tiap
pekerjaan
Expected time (t) merupakan
waktu yang diharapka dapat menyelesaikan sebuah pekerjaan. Rumus perhitungan
expected time (t) dapat dilihat pada persamaan dibawah ini
Expected time pekerjaan
A (t [a]) = (a + 4m + b) / 6
= (2 + 4.5 + 7) / 6 = 4.83
(pembulatan keatas menjadi 5)
Expected time pekerjaan
B (t [b]) = (a + 4m + b) / 6
= (1 + 4.4 + 6) / 6 = 3.83
(pembulatan keatas menjadi
4)
Expected time pekerjaan
c (t [c]) = (a + 4m + b) /
6
= (1 + 4.3 + 5) / 6
= 3.00 (pembulatan keatas
menjadi 3)
Expected time pekerjaan
D (t [d]) = (a + 4m + b) / 6
= (2 + 4.3 + 4) / 6
= 3.00 (pembulatan keatas
menjadi 3)
Expected time pekerjaan
e (t [e]) = (a + 4m + b) /
6
= (5 + 4.7 + 10) / 6
= 7.17 (pembulatan keatas
menjadi 8)
Expected time pekerjaan
F (t [f]) = (a + 4m + b) / 6
= (3 + 4.5 + 8) / 6
= 5.17 (pembulatan keatas
menjadi 6)
Dari gambar diatas diketahui bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pembuatan permen adalah 41
hari dengan metode forward. Hal yang perlu diperhatikan pada saat perhitungan
dengan metode forward adalah ketika ada pekerjaan yang harus menunggu beberapa
pekerjaan sebelumnya, maka waktu yang dipilih adalah waktu terlama.
Dari diagram alir kerja forward
dan backward yang telah dibuat sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah
membuat tabel waktu untuk setiap pekerjaan. Untuk melihat pekerjaan mana saja
yang kritis dan pekerjaan mana saja yang tidak kritis. Dari tabel 3.3,
diketahui bahwa terdapat tujuh pekerjaan kritis yaitu pekerjaan c,e,f,g,i,m dan
o. Dari tabel tersebut selanjutnya akan dibua chart, untuk melihat jumlah
tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan tabel 4.4 unskilled
labor metode forward terlihat bahwa jumlah tenaga kerja optimal yang harus
disediakan oleh perusahaan adalah sebanyak 16 tenaga kerja. Tenaga keja
tersebut paling banyak dibutuhkan pada hari ke 22 hingga hari ke 25. Dimana
pada hari tersebut terdapat pekerjaan i,j dan k yang harusdiselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay., Render, Barry.
2011. Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat.
Soehartono, Imam. 1995.
Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga
Siang J.J. 2011. Riset Operasi
Pendekatan Algoritma. Yogyakarta : Andi
Taha, H.A. 1996. Riset Operasi
Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara